Translate

Kamis, 22 Februari 2018

Mati Satu Tumbuh Seribu

Ada peribahasa yang berkata "Mati satu tumbuh seribu". Aku sebenarnya tidak benar-benar tau arti dari peribahasa tersebut, tidak benar-benar tau bukan berarti tidak tau sama sekali. Beda. Tidak benar-benar tau berarti tau maksudnya tapi tidak menyeluruh. Maaf jadi mbulet kan ya akhirnya.

Oke, di pemikiranku "Mati satu tumbuh seribu" berarti akan ada yang hilang dan setelah itu pasti akan ada yang datang. Namun, tidak selamanya peribahasa itu benar. Akan ada saat dimana yang hilang itu tidak akan ada penggantinya. Mungkin ada penggantinya tapi tidak akan benar-benar bisa mengisi posisi yang sebelumnya. Mau contoh? Ada contohnya. 

Seorang yang biasanya kau panggil "Ibu" atau "Bapak" itu adalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh yang ada. Ada beberapa orang yang beruntung karena mereka masih memiliki kedua panggilan tersebut. Namun ada juga yang kurang beruntung. Ada yang hanya memiliki salah satu dari kedua panggilan tersebut. Bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki kedua panggilan tersebut. Betapa bahagianya mereka yang masih mempunyai keduanya atau pun salah satunya. Pun betapa sedihnya mereka yang tidak mempunyai sama sekali.

Di antara itu mungkin ada yang mempunyai "Ibu tiri" atau "Bapak tiri", dan itulah yang sebenarnya yang aku maksud. Jika kamu sebagai pembaca sudah mengerti apa maksudku, selamat. Maka anda bisa menangkap apa isi hatiku yang sebenarnya. Tanpa kamu harus berfikir terlalu panjang. Cie..
Jika kamu belum tau apa yang aku maksud maka akan aku jabarkan lagi. Jangan berkecil hati. Haha. 

Bayangkan jika ibu kandung kamu suatu saat akan pergi dan tidak akan kembali lagi selamanya. Aku rasa pasti kamu akan sedih banget kan? Iya kan? 
Namun berlarut-larut tenggelam dalam keadaan bersedih juga tidak baik, ikhlaskanlah. Relakanlah. Aku tau itu tidak akan mudah bagimu, tapi sekali lagi ikhlaskanlah. 
Mungkin setelah kamu benar-benar mengikhlaskan akan ada sosok baru yang bisa kau sebut dengan "Ibu tiri".

Sekarang, ibumu kembali tapi bukan ibumu yang dulu. Ibu baru. Pasti rasanya juga akan berbeda walaupun ada sosok penggantinya. Itulah yang aku maksud teman. Maaf jika penjelasannya kurang jelas atau pun terlalu panjang. 
Maaf sekali. 

Disini aku akan memberi kesimpulan. Sayangilah mereka jika mereka saat ini masih ada karena tidak ada yang tau kapan mereka akan pergi. Dan karena tidak akan sama rasa yang hilang dengan rasa baru yang berusaha menggantikan rasa-rasa tersebut. 



Sidoarjo, 22 Februari 2018
(Rintik-rintik itu datang) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar